Kabupaten Tangerang – Komandan Korps Marinir, Brigadir Jenderal TNI (Mar). Hermanto mengatakan tujuh personel TNI AL mengalami kecelakaan. Saat menjalankan operasi pembongkaran penghalang laut sepanjang 30 kilometer di perairan pantai utara Kabupaten Tangerang, Banten.

“Ya benar, dalam kegiatan yang kita lakukan, khususnya kegiatan di laut, memang ada prajurit yang mengalami kejadian (kecelakaan) yang sifatnya ringan, tapi sudah bisa diatasi,” kata Angkaraja Hermanto dalam keterangan tertulis, Selasa (24/10). Tangerang, Kamis.

Dikatakannya, tujuh personel TNI AL mengalami kecelakaan saat operasi pembongkaran tanggul tersebut, yakni tiga orang tersengat duri, dua orang tersangkut kail ikan, dan dua orang terseret bambu runcing.
Dari jumlah tersebut, dua orang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Khusus TNI AL. Sedangkan lima orang lainnya sudah sembuh dan kembali bertugas.

“Hanya ada dua orang ke rumah sakit karena saya konfirmasi tadi malam. Insya Allah dia akan kembali hari ini. Saya sudah memeriksanya sebelumnya juga. “Yang lain kembali lagi setelah dihantam duri,” katanya.

Menurut Hermanto, kecelakaan yang dialami personel TNI AL saat operasi di laut sudah menjadi risiko besar. Namun, kendala tersebut sekarang dapat dikelola dengan baik oleh staf.

“Tentang kejadian yang menggantung. Selalu ada sesuatu. Tapi ketika aku ingin “Begitu selesai, itu tidak lagi menjadi masalah dan bisa diatasi,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Danpasmar menjelaskan bahwa TNI AL telah merampungkan operasi pembongkaran penghalang laut di perairan pantai Kabupaten Tangerang Utara, Banten, sepanjang 30,16 kilometer. Saat ini masih tersisa 1,36 kilometer dari target 30,16 kilometer di wilayah Tanjung Pasir dan Keronjo.

“Hari ini InsyaAllah selesai, tinggal satu kilometer lagi, selesai.” “Pasti akan kami selesaikan, karena saat ini cuacanya cukup bagus,” ujarnya.

Ia menjelaskan, dari total lebih dari 30 kilometer penghalang laut yang dibongkar, berada di beberapa perairan Kabupaten Tangerang, seperti Tanjung Pasir dan Keronjo.
Sejak dimulainya operasi pembongkaran penghalang laut pada 18 Januari 2025, personel TNI AL awalnya menempuh jarak 2,5 kilometer, kemudian mencapai 7,3 kilometer keesokan harinya.

“Rabu 22 Januari Pada tahun 2025, pembongkaran akan meningkat dari dua kilometer menjadi 4,5 kilometer. “Pada hari Kamis tanggal 23 Januari, pelanggaran bertambah 2,8 kilometer sehingga menjadi 7,3 kilometer,” jelasnya.

Selain itu, tim gabungan TNI, KKP dan nelayan memperpanjang jangka waktu pembongkaran tanggul laut dari 10,5 kilometer menjadi 12,5 kilometer.

“Pada hari Senin tanggal 27 Januari 2025, pelanggaran bertambah dari 2,7 kilometer menjadi 15,2 kilometer, dan pada hari Selasa tanggal 4 Februari 2025, pelanggaran bertambah dari 1,5 kilometer menjadi 16,7 kilometer.” dia menjelaskan.

Namun, lanjutnya, dalam proses pembongkaran tanggul laut tersebut, timnya kerap kali menemui kendala dan kendala cuaca buruk sehingga mengakibatkan pengerjaan menjadi terhambat. Namun, berkat komitmen dan semangat tim gabungan, mereka berhasil merampungkan pemindahan penghalang laut sepanjang 23 kilometer.

“Terakhir di Tanjung Pasir pada Rabu 12 Februari 2025 pelanggaran bertambah 2,9 km menjadi 23,5 km,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author