Teman-teman di waktu libur memang asyik untuk mengelilingi pesisir sampai menikmati rimbunnya hutan bakau.

Memandang sesuatu yang hijau membuat terapi diri di saat hati kurang baik. Hati dan pikiran akan kembali rileks oleh pemandangan hijau ditambah suasana pesisir serta keindahan yang ditampilkan merupakan sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia untuk dijaga dan dilestarikan.

Semua alam Angkaraja yang diberikan kepada manusia memberikan manfaat tersendiri. Namun karena kekurangpuasan ego diri yang membuat alam ini rusak berlahan-lahan.

Hanya mengejar keuntungan pribadi dan golongan, maka pesisir mulai kehilangan bakau yang selama ini menjadi penyangga dari deburan ombak. Padahal keberadaan bakau merupakan ekosistem yang penting bagi dunia terutama di wilayah pesisir.

Coba kita bayangkan bersama, jika pesisir hilang tanpa hutan bakau, apa yang terjadi? Lalu yang ada bangunan hotel yang menghadap ke laut?

Tentu secara ekonomi berdampak baik namun keberadaan hutan bakau yang memiliki fungsi sebagai penompang ekosistem laut juga tak ada.

Tak hanya itu, keberadaan bakau sebagai pelindung di saat terjadi abrasi dan bencana alam misalnya badai atau tsunami. Memang potensi hutan bakau memiliki manfaat ekologis namun kebaradaan tidak boleh dilupakan fungsi utamanya.

Hutan bakau adalah rumah berbagai flora dan fauna. Banyaknya tumbuhan bakau yang tumbuh di antara air asin dan tanah berlumpur bisa menciptakan habibat berkembang biak misalnya jenis ikan, burung, kepiting, mamalia kecil, dan lainnya.

Sementara akar bakau yang menjalar memberikan tempat sebagai pelindung dan berkembang biak bagi hewan laut sehingga menjadi kaya akan keanekaragaman hayati.

Keberadaan hutan bakau dengan keanekaragaman tersebut menyimpan potensi ekowisata yang unik.

Kita sebagai penikmat untuk mengisi liburan dengan menyaksikan keindahan alam sekaligus sambil belajar bagaimana pentingnya konservasi ekosistem di wilayah pesisir. Kegiatan belajar sambil rekreasi kita dapatkan di antaranya

Wisata Pendidikan

Saat kita berkeliling dengan perahu tanpa sadari kita belajar banyak hal mengenai keberadaan fauna dan flora yang khas yang ada di bakau tersebut.

Tak hanya itu, kita jadi mengetahui bagaimana perannya dalam menjaga keseimbangan alam sehingga kita bersama memiliki kewajiban untuk menjaga keberadaan agar tidak tergantikan dengan yang lain.

Dari alam memberikan kesan tersendiri. Menyelusuri dengan perahu dan memandang di setiap pohon bakau serta keadaan alam sekitarnya kita bisa mengamati ikan kecil, burung yang terbang dari satu pohon ke pohon lainnya, suara alam yang alami, air biru yang tenang, dan sebagainya.

Itu semua membuat hati takjud sebagai rasa syukur bahwa Tuhan memberikan itu semua sebagai pelengkap bagi kehidupan kita untuk kita belajar agar kita sama-sama memiliki toleransi dengan makhluk lain.

Dari kedua kegiatan sebenarnya banyak kegiatan lainnya yang bisa kita nikmati yakni mengabadikan dalam foto yang menarik.

Untuk itu, perlunya hutan bakau dikembangkan yang membawa dampak ekonomi bagi masyarakat pesisir. Namun tetap harus menjaga dan melestarikan ekosistem hutan bakau agar tidak tergerus oleh keinginan pribadi.

Keberadaan hutan bakau dapat dimanfaatkan dalam sektor pariwisata berkesinambungan sehingga menambah pendapatan daerah yang dapat dijadikan modal untuk meningkatkan prasarana yang mendukung dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat sekitar seperti sebagai pemandu wisata, pengelola fasiliotas, mempromosikan produk lokal, menjaga hutan, dan sebagainya.

Selain itu, keberadaan ekowisata bakau berfungsi meningkatkan kesadaran bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan baik wisatawan lokal maupun turis. Dengan mengamati dan menikmati bakau maka pengunjung turut serta mendukung konservasi yang lebih aktif.

Tantangan dan Upaya Konservasi

Dengan melihat potensi yang besar sebagai ekowisata maka pengembangan untuk pariwisata tetap dianalisis dengan hati-hati.

Sebab tantangan terberat siap menyapa yakni bagaimana kita semua dapat menjaga keseimbangan antara kegiatan wisata dengan pelestarian lingkungan.

Adanya pembangunan prasarana misalnya jembatan, penginapan, atau fasilitas lainnya hendaknya dirancang tanpa mengganggu keberadaan hutan bakau apalagi merusak ekosistem.

Tak hanya itu, ancaman yang membuat hutan bakau berkurang yakni penebangan liar yang digunakan sebagai alih fungsi lahan untuk perikanan, pertanian, pemukiman, tempat penginapan, pencemaran laut menjadi suatu masalah yang tetap harus diperhatikan secara serius.

Di samping Situs Angkaraja memberikan keuntungan namun program konservasi tetap terus digalakkan agar pengembangan ekowisata hutan bakau tetap terjaga dan lestari.

Menuju Ekowisata Berkelanjutan

Keberadaan hutan bakau sebagai ekoswisata merupakan salah satu contoh pariwisata kebersinambungan yang dapat dijadikan sebagai peluang ekonomi dan memberikan manfaat bagi lingkungan secara bersama.

Dengan memperhatikan komponen keseimbangan maka pengelolaan dapat secara tepat sehingga berdampak bagi pengunjung yang memiliki pengalaman yang berkesan yang tak bisa dilupakan. Apalagi tergerak ikut termotivasi mengikuti kegiatan upaya konservasi.

Untuk mewujudkan ini semua perlunya kerja sama semua pihak dimulai dari pemerintah daerah, masyarakat setempat, komunitas lokal, pihak swasta, dan pihak terkait untuk melakukan pengembangan potensi ekowisata.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat dan pengunjung mengenai pentingnya turut serta menjaga ekosistem bakau dan melakukan pembatasan pengunjung di wilayah tertentu merupakan salah satu cara yang dianggap penting untuk menjaga keberadaan bakau agar tetap terjaga dan lestari.

You May Also Like

More From Author