Integrasi Paradigma
Paradigma integrasi ilmu sosial dan humaniora dalam pendidikan bertujuan untuk menghilangkan dikotomi antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Pendekatan ini mengedepankan kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, antropologi, dan ekonomi, dengan nilai-nilai Islam, sehingga menciptakan pemahaman yang lebih holistik. Implementasi integrasi ini dapat dilakukan melalui sinkronisasi yang menyatukan kedua aspek tersebut, memungkinkan siswa untuk memahami konteks sosial secara lebih mendalam dalam kerangka keagamaan. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berakhlak mulia.
Pendidikan
Pendidikan adalah proses pembelajaran sepanjang hayat yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu secara optimal. Bidang pendidikan sangat luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Mulai dari pendidikan formal di sekolah hingga pendidikan non-formal di masyarakat, semuanya memiliki peran penting dalam membentuk individu yang berkualitas.
– Bayani
QS. Al-Kahfi ayat 66
قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا
Artinya : Musa berkata kepada Khidhr, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”
– Burhani
Kita sebagai seorang khalifah diwajibkan untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu dapat kita lakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Namun seperti yang sudah dijelaskan dalam surah Al-Khafi ayat 66 bahwa menuntut ilmu diharuskan dengan orang yang memiliki ilmu atau orang yang berilmu contohnya seperti guru. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam menuntut ilmu. Menerapkan hal tersebut akan memudahkan segala urusan kita dalam menuntut ilmu.
– Irfani
Kesadaran CVTOGEL akan keterbatasan diri : kita harus mengakui bahwa kita tidak tahu segalanya dan perlu menuntut ilmu kepada orang lain yang lebih berilmu.
Sikap sopan dan tawadhu : saat menuntut ilmu kita harus menghormati seorang guru, serta menyampaikan permohonan dengan sopan saat menuntut ilmu.
Keterbukaan untuk menerima ilmu : saat menuntut ilmu kita harus bersedia menerima pengetahuan baru dan memahami bahwa setiap orang memiliki keahlian dan ilmu yang berbeda.
Jadi, dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran, pendidikan dapat membentuk karakter seorang murid yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi, sehingga menciptakan generasi yang seimbang antara intelektualitas dan spiritualitas.