Jakarta – Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), menyampaikan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi untuk menciptakan pasar baru dan meningkatkan permintaan pasar, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional.

“MBG berperan dalam meningkatkan permintaan pasar untuk menghasilkan pasar yang baru serta menjadi pembeli utama bagi produk lokal yang diproduksi di Indonesia. Dengan dilaksanakannya MBG, pertumbuhan ekonomi bisa terajut melalui penambahan lapangan kerja yang signifikan dan munculnya peluang baru di sektor makanan dan minuman,” ucapnya dalam pesan singkat kepada TVTOGEL di Jakarta, Rabu.

Dengan cara ini, menurutnya, Program MBG berfungsi sebagai pendorong utama untuk memperkuat sistem produksi dan distribusi makanan lokal.

Dadan juga menjelaskan bahwa pelaksanaan Program MBG diharapkan dapat menimbulkan efek positif yang luas bagi perekonomian dan meningkatkan produktivitas di berbagai wilayah.

“Program MBG akan meningkatkan peluang kewirausahaan dan mempercepat pergerakan ekonomi yang dihasilkan oleh program ini, sehingga dapat mendorong produktivitas di wilayah secara keseluruhan,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa MBG merupakan bentuk usaha pemerintah yang dimulai sejak awal untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Dengan memenuhi kebutuhan gizi yang baik di usia dini. Diharapkan dapat mendukung perkembangan anak secara maksimal, yang pada akhirnya. Akan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Dengan berbagai keuntungan dan dampak positif yang diberikan. Program Makan Bergizi Gratis diharapkan menjadi langkah strategis untuk menghasilkan perubahan nyata. Baik dalam kesehatan masyarakat maupun dalam penguatan ekonomi nasional.

Sebelumnya, dalam acara Sarasehan Ekonomi Nasional pada Selasa (8/4), Dadan mengungkapkan bahwa BGN menargetkan untuk menggunakan Rp1 triliun setiap hari guna melayani 82,9 juta penerima Makan Bergizi Gratis di 32 ribu Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) pada November 2025.

“Target kami adalah untuk mencapai 32 ribu SPPG yang dapat melayani 82,9 juta penerima MBG pada akhir November 2025, dan ini akan menyerap anggaran hingga Rp1 triliun per hari,” ujarnya.

Dadan menambahkan bahwa pada Agustus 2025, BGN berencana untuk mencapai pelayanan di 7. 000 SPPG. Yang menyerap anggaran sebesar Rp7 triliun setiap bulan. Sedangkan pada September 2025, BGN akan melayani 42 juta penerima MBG dan akan memerlukan anggaran APBN sekitar Rp14 triliun per bulan. Selanjutnya, pada Oktober 2025, mereka berencana untuk melayani 66 juta penerima MBG, dengan serapan anggaran sebesar Rp21 triliun setiap bulan.

Ia melanjutkan bahwa mulai 6 Januari 2025, terdapat 191 SPPG yang akan melayani 3 ribu penerima manfaat di setiap lokasi, di mana setiap satuan pelayanan akan menerima dana tahunan antara Rp8-10 miliar, di mana 85 persennya digunakan untuk membeli bahan baku, dan 95 persen dari bahan baku tersebut berasal dari produk pertanian.

You May Also Like

More From Author