JAKARTA – Salah satu perbedaan paling besar dari kelas MotoGP, Moto2 dan Moto3 adalah di bagian mesinnya.
Saat ini motor MotoGP Epictoto menggunaan mesin 4 silinder berkapasitas 1.000 cc, di mana setiap pabrikan bebas memilih layout mesin apakah mau inline 4 ataupun V4.
Sebelum menggunakan mesin 1.000 cc, MotoGP juga sempat mengalami sejumlah perubahan regulasi yang mengubah spesifikasi mesinnya.
Baca Juga : Final Euro 2024: Dani Olmo Tak Peduli Sepatu Emas
Mesin 2-tak 500 cc sempat digunakan lama dari era klasik hingga 2002 silam, kemudian dilanjut dengan mesin 4-tak 990 cc dengan kebebasan dalam jumlah silinder sampai 2006.
Lalu regulasi berubah ke mesin 4-tak 800 cc 4 silinder dari 2007 sampai 2011, sebelum sejak 2012 memakai mesin 4-tak 1.000 cc 4 silinder hingga sekarang.
Untuk mengatasi kecepatan motor yang terlalu kencang dan menuju taraf yang sangat berbahaya, MotoGP akan menurunkan kapasitas mesinnya menjadi 850 cc saja mulai 2027 mendatang.
Di sisi lain, Moto2 yang merupakan kelas menengah juga sempat mengalami beberapa kali perubahan.
Saat ini Moto2 sejak 2019, menggunakan mesin berkubikasi 765 cc 3 silinder buatan Triumph, dan mesinnya diservis berkala oleh ExternPro sebagai bengkel yang telah ditunjuk Dorna Sports.
Jadi semua pembalap dan tim menggunakan mesin yang sama, namun tetap ada pabrikan konstruktor yang merakit sasis dan menggabungkannya menjadi sebuah motor.
Ada Boscoscuro, Kalex dan Forward sebagai tiga konstruktor yang bertarung di Moto2 2024.
Sebelum ini dengan format serupa, kelas Moto2 sempat menggunakan mesin 4 silinder 600 cc yang diambil dari basis Honda CBR600RR.
Mesin ini pertama digunakan di Moto2 pada 2010, setelah sebelumnya ada kelas 250 cc yang masih menggunakan mesin 2-tak.
Kemudian untuk kelas Moto3 hadir mulai 2012 silam mengusung mesin 250 cc satu silinder, menggantikan kelas 125 cc bermesin 2-tak.
Di beberapa area kelas Moto3 ini bisa dikatakan lebih mirip dengan MotoGP, lantaran setiap konstruktor membuat mesin dan sasisnya sendiri.
Sumber Artikel : winc-proxy.net