Museum Nasional Indonesia, atau Museum Gajah, adalah museum terbesar dan tertua di Indonesia, berlokasi di Jakarta. Didirikan pemerintahan belanda pada 24 April 1778 oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen {BG}, museum ini menyimpan koleksi beragam artefak bersejarah, seperti arca kuno, prasasti, keramik, tekstil tradisional, senjata, dan benda arkeologi, etnografi dari berbagai budaya Nusantara. Ikon patung gajah di halaman depan, hadiah dari Raja Chulalongkorn (Thailand) pada 1871, menambah daya tarik museum ini. Sebagai pusat edukasi dan penelitian, Museum Nasional menjadi saksi kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.

Insiden kebakaran yang melanda Museum Nasional Indonesia pada Sabtu, 16 September 2023, pukul 19.59 WIB, menjadi salah satu peristiwa yang menyedihkan dalam sejarah pelestarian budaya. Kebakaran ini diduga dipicu oleh korsleting listrik di area bedeng proyek renovasi. Akibatnya, sekitar 24% dari total luas Gedung A yang bersejarah mengalami kerusakan. Titik api pertama kali muncul di sisi barat gedung A, menyebar ke lima ruangan lainnya, termasuk Ruang Budaya Indonesia, Ruang Peradaban, Galeri Prasejarah, Galeri Perunggu, hingga akhirnya berhasil dipadamkan di Galeri Keramik. Kebakaran ini mengakibatkan rusaknya sejumlah koleksi berharga, meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat dan dunia budaya.

Setelah Epictoto mengalami kebakaran yang menghanguskan sebagian besar koleksi dan infrastruktur, Museum Nasional Indonesia kini bangkit dengan wajah baru. Pada Selasa, 15 Oktober 2024, museum ini akhirnya dibuka kembali. Proses revitalisasi yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk menyelamatkan koleksi dan memperbaiki kerusakan fisik, tetapi juga untuk menghadirkan konsep baru yang lebih modern dan interaktif, menjadikannya salah satu destinasi budaya terdepan di tanah air.

Transformasi Wajah Baru dengan Sentuhan Modern

Pasca kebakaran, museum nasional menjalani proses revitalisasi menyeluruh. Bangunan yang sempat rusak kini diperbaiki dengan pendekatan arsitektur modern namun tetap mempertahankan nilai historis. Desain interiornya diperbarui untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman dan interaktif bagi pengunjung. Berikut Transformasi wajah baru dengan sentuhan modern adalah :

– Pameran “Menabuh Nekara, Menyiram Api”

Pameran “menabuh nekara menyiram api” untuk mengisahkan kebakaran yang melanda museum pada 16 september 2023 lalu, memperlihatkan dampaknya terhadap koleksi bersejarah, dan perjalanan restorasi dalam memulihkan pascakebakaran, agar pengunjung dapat ikut merasakan proses penyelamatan benda-benda bersejarah oleh para kurator.

Pameran ini menampilkan dokumentasi eksklusif proses penyelamatan koleksi selama dan setelah kebakaran. Pengunjung dapat melihat foto dan rekaman video para kurator, petugas museum, dan tim penyelamat bekerja keras untuk menyelamatkan berbagai artefak yang terancam, seperti patung, hingga replika nekara yang menjadi ikon museum. Pameran ini juga memamerkan sisa-sisa kebakaran, termasuk jendela kayu yang terbakar, tembok yang hancur, serta pecahan kaca yang masih tertinggal. Dalam pameran ini, pengunjung akan melihat juga berbagai alat-alat yang digunakan waktu melakukan proses revitalisasi dan pemulihan pascakebakaran. Setiap langkah dalam proses ini diceritakan secara kronologis bagaimana museum kebakaran, mulai dari evakuasi, pengamanan, hingga proses restorasi, dan renovasi.

– Ruang Imersif A

Hasil dari revitalisasi pascakebakaran, Ruang “ImersifA” hadir di Gedung A dengan konsep inovatif yang memanfaatkan teknologi cangih. Ruangan ini dikelilingi oleh dinding layar besar yang menampilkan visual menarik tentang perjalanan sejarah, budaya, kehidupan masyarakat, dan keindahan alam Indonesia dari masa ke masa. Tampilan ini dirancang dengan variasi warna yang memukau, membuat pengunjung merasa seolah berada di dalam video.

Tidak hanya visual, pengalaman ini diperkaya dengan musik modern yang diaransemen secara khusus, berpadu dengan teknologi audio-visual canggih. Kombinasi ini menciptakan pengalaman interaktif yang merangsang penglihatan, pendengaran, dan imajinasi, memberikan cara baru yang mendalam dan unik untuk memahami sejarah dan budaya Indonesia. Imersifa menjadi simbol antara tradisi dan inovasi teknologi.

– Museum dengan Fasilitas Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

Salah satu perubahan signifikan museum nasional memanfaatkan teknologi digital. Museum ini kini dilengkapi dengan fasilitas Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi koleksi secara virtual. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan daya tarik museum, tetapi juga menjadi solusi inovatif untuk menampilkan koleksi yang tidak dapat dipajang secara fisik akibat kerusakan kebakaran.

AR memungkinkan melihat objek digital dengan mengunakan Smart Table dan Digital Signage. dengan di arahkan memilih salah satu dan mengarahkan ke sebuah artefak, kita bisa melihat animasi, video, atau penjelasan sejarah yang membuat kita lebih memahami benda tersebut. AR juga memungkinkan kita untuk mengikuti pemandu virtual yang menjelaskan berbagai hal menarik tentang pameran, serta bermain permainan interaktif yang membuat kita lebih aktif menjelajahi koleksi. VR memberikan pengalaman yang lebih mengesankan. Kita bisa masuk ke dalam dunia virtual dan merasakan seolah-olah berada di tempat-tempat bersejarah atau melihat peristiwa penting secara langsung. Misalnya, kita bisa menjelajahi Virtual Reality dari situs bersejarah yang sudah tidak ada lagi.

– Pameran “Mengenal Paras Nusantara”

Pameran yang paling menarik perhatian adalah “paras nusantara,” yang menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung. Dalam pameran, pengunjung memiliki kesempatan untuk mencoba teknologi pengenalan wajah (Face Recognition) yang canggih, yang memungkinkan mereka untuk melihat potret yang sangat mirip dengan wajah mereka, dengan gaya lukisan klasik ala RM Pirngadie. Potret tersebut diambil dari koleksi lukisan yang menampilkan 78 suku di indonesia yang dimana menampilkan potret wajah-wajah masyarakat dari berbagai suku. karya seniman terkenal, RM Pirngadie. Dengan cara ini, pengunjung tidak hanya dapat menikmati seni, tetapi juga merasakan koneksi yang lebih dalam dengan warisan budaya indonesia melalui teknologi modern.

– Wajah baru Taman Arca

Setelah revitalisasi Taman Arca tampil lebih segar dan estetik, menjadikannya destinasi yang menarik bagi pengunjung. Taman ini menampilkan sembilan arca yang tertata dengan rapih, menjadikannya daya tarik visual yang memikat. Di tengah taman, berdiri megah arca Nandi, yang merupakan simbol kendaraan Dewa Siwa dalam tradisi Hindu.

Selain arca, taman ini juga dikelilingi oleh tiang-tiang putih berjejer yang memberikan kesan megah dan anggun. Desain ini menciptakan perpaduan antara elemen tradisional dan modern, menjadikannya latar sempurna untuk berfoto. Tata letak arca yang berurutan dan suasana taman yang hijau semakin memperkuat nuansa estetik, menjadikannya spot favorit bagi pengunjung.

– Pameran Wajah Baru Museum Nasional

Pameran “Wajah Baru Museum Nasional” diadakan sebagai bagian dari perayaan pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia setelah kebakaran yang terjadi pada tahun 2023. Pameran ini menggambarkan simbol harapan dan kebangkitan bagi museum, serta memberikan pengunjung gambaran tentang visi besar yang dimiliki untuk masa depan. Fokus utama dari pameran ini adalah renovasi struktur bangunan yang megah dan perbaikan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran, termasuk desain interior yang lebih modern dan menarik.

Selain renovasi fisik, pameran ini juga menyoroti peningkatan fasilitas modern yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengunjung. Fasilitas baru seperti teknologi interaktif, ruang edukasi, dan aksesibilitas yang lebih baik menunjukkan komitmen museum untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua pengunjung.

Transformasi Wajah baru Museum Nasional Mengundang Pengunjung untuk Berpartisipasi

Museum Nasional Indonesia telah mengalami transformasi dengan hadir wajah baru yang lebih interaktif dan modern setelah kebakaran besar pada 2023. Museum mengundang pengunjung baik lokal dan asing untuk berpartisipasi dalam pengalaman baru yang ditawarkan.

Menurut (Yulianti, 2024) “Jumlah pengunjung mulai meningkat secara bertahap sejak pembukaan kemarin hingga hari ini. Banyak orang dari Barat, turis asing seperti Tiongkok, hingga bahkan presiden yang tertarik untuk datang.” katanya.

Menurut Kepala Bagian Umum Museum dan Cagar Budaya Brahmantara menyatakan, “Sekitar 700 orang datang pada pembukaan pertama untuk publik, dengan berbagai macam karakter pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan mereka memberikan apresiasi yang sangat luar biasa.” tuturnya. (Yulianti, 2024).

Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kekayaan budaya Indonesia, program ini mencakup tur berpemandu edukasi, workshop budaya, dan pameran interaktif. Pengunjung dapat menikmati berbagai inovasi dan fasilitas baru yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman mereka. Transformasi wajah baru Museum Nasional ini tidak hanya memperbarui tampilan fisik museum, tetapi juga meningkatkan pengalaman pengunjung dengan cara yang lebih interaktif dan edukatif.

You May Also Like

More From Author